Mercedes-Benz secara agresif mengejar kepemimpinan pasar di Amerika Serikat, dengan tujuan melampaui BMW dan Lexus untuk menjadi merek mewah terlaris. Perusahaan ini telah menetapkan target penjualan tahunan sebanyak 400.000 unit pada akhir dekade ini—tidak termasuk pengiriman armada—sebuah lompatan signifikan dari posisinya saat ini.
Зміст
Dorongan untuk Dominasi
Pada konferensi dealer baru-baru ini, CEO Mercedes-Benz USA Adam Chamberlain mengungkapkan strategi inti: percepatan jalur produk. Produsen mobil ini sangat bergantung pada mesin pembakaran tradisional dan kendaraan listrik untuk mendorong pertumbuhan. Model utama yang akan datang termasuk sedan CLA yang didesain ulang, SUV listrik GLC, varian subkompak G-Class, dan sedan performa tinggi yang menghasilkan lebih dari 1.000 tenaga kuda. Pembaruan pada SUV GLE dan GLS yang populer juga direncanakan.
Fokus SUV: Mesin Pertumbuhan
Mercedes mengantisipasi bahwa jajaran SUV-nya—khususnya GLC, GLE, dan GLS—akan sangat penting untuk mencapai target penjualannya. Perusahaan memproyeksikan model-model ini akan menyumbang sekitar 55% dari penjualan AS pada akhir dekade ini, naik dari 40% pada tahun 2023. Pergeseran ini mencerminkan tren konsumen yang lebih luas yang lebih menyukai SUV dibandingkan sedan.
Lanskap Kompetitif
Saat ini, Mercedes-Benz berada di belakang BMW (371,000 unit) dan Lexus (345,000 unit) dalam penjualan kendaraan mewah AS, terakhir menduduki posisi teratas pada tahun 2018. Perusahaan menjual sekitar 325,000 kendaraan pada tahun 2023, termasuk penjualan armada. Untuk menutup kesenjangan ini tidak hanya dibutuhkan model-model baru namun juga penetrasi pasar yang efektif dan harga yang kompetitif.
Apa Artinya
Tujuan ambisius Mercedes-Benz bukan hanya soal angka; Hal ini mewakili dorongan yang lebih luas untuk mendominasi pasar otomotif paling menguntungkan di dunia. Keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan rencananya bergantung pada keberhasilan peluncuran produk, permintaan konsumen, dan kemampuan untuk mengungguli pesaing seperti BMW dan Lexus. Beberapa tahun ke depan akan menjadi masa kritis dalam menentukan apakah Mercedes-Benz dapat merebut kembali posisinya di puncak segmen otomotif mewah AS.























