Sektor otomotif Malaysia telah mengambil langkah maju yang signifikan dengan debut Perodua QV-E, kendaraan listrik (EV) pertama yang sepenuhnya dirancang dan direkayasa sendiri di negara ini. Hal ini menandai kepergian Perodua, yang secara tradisional bergantung pada model Daihatsu yang telah diperbarui, dan menandakan dorongan terhadap manufaktur kendaraan listrik lokal yang didorong oleh inisiatif pemerintah.
Зміст
Spesifikasi dan Performa Utama
QV-E memiliki profil city car kompak, berukuran panjang 4,17 meter dengan jarak sumbu roda 2,68 meter. Ia dilengkapi motor listrik 150kW yang menghasilkan torsi 285Nm, sehingga mampu melesat hingga 100 km/jam dalam waktu 7,5 detik – menjadikannya Perodua tercepat yang pernah diproduksi.
Tenaganya berasal dari baterai lithium iron phosphate (LFP) 52,5 kWh yang dipasok oleh CATL, menawarkan jangkauan WLTP sejauh 370 km. Opsi pengisian daya termasuk AC hingga 6,6kW dan pengisian cepat DC hingga 60kW.
Interior dan Fitur
Di dalam, QV-E memperkenalkan beberapa hal pertama untuk merek tersebut, termasuk jok kulit dan kaca spion digital. Ini juga mencakup layar sentuh infotainment 10,25 inci, kursi pengemudi elektrik, kamera 360 derajat, dan sistem bantuan pengemudi canggih (ADAS) seperti pengereman darurat otonom, bantuan kemacetan lalu lintas, peringatan keberangkatan jalur, dan kontrol jelajah adaptif. Kendaraan ini menggunakan velg berukuran 18 inci.
Model Penyewaan Baterai Unik
Untuk menurunkan harga pembelian awal, Perodua menggunakan model sewa baterai. QV-E mulai dari 80.000 ringgit (sekitar A$29.600), namun baterainya disimpan oleh Perodua dan disewakan seharga 297 ringgit (sekitar A$110) per bulan. Ini termasuk penggantian baterai jika kapasitasnya turun di bawah 70%.
Pendekatan ini patut diperhatikan: pendekatan ini memisahkan biaya baterai di muka yang tinggi dengan harga mobil, sehingga berpotensi membuat kendaraan listrik lebih mudah diakses. Namun, hal ini juga menimbulkan biaya berulang bagi pemilik dan mengikat mereka ke Perodua untuk pemeliharaan baterai dan penggantian pada akhirnya.
Konteks Pasar dan Persaingan
Pengembangan QV-E menelan biaya 800 juta ringgit (A$296 juta). Ia bersaing langsung dengan e.Mas 5 milik Proton, Geely EX2 yang diberi rebadged, yang dijual mulai dari 56.800 ringgit (A$21.000) dan menawarkan baterai 30kWh yang lebih kecil dengan jangkauan 225km. Perodua menargetkan menjual 3.000 QV-E per bulan, namun harga yang lebih tinggi mungkin menimbulkan tantangan di pasar yang mengutamakan keterjangkauan.
Perodua, yang didirikan pada tahun 1993, dengan cepat mendominasi penjualan mobil di Malaysia, melampaui Proton meskipun pada awalnya mereka mengandalkan model Daihatsu yang dibenahi. QV-E mewakili pergeseran strategis menuju pengembangan kendaraan listrik mandiri, yang berpotensi mengubah lanskap otomotif negara.
Keberhasilan QV-E akan bergantung pada bagaimana konsumen merespons model sewa baterai dan apakah Perodua dapat bersaing secara efektif dengan opsi kendaraan listrik yang lebih terjangkau. Masih harus dilihat apakah langkah ini akan memperkuat kepemimpinan Perodua di pasar Malaysia atau membuka pintu bagi produsen mobil lain untuk menantang dominasinya.























